Judul : ANDAI AKU SEORANG MANUSIA
Tanggal rilis : 31 Maret 2016
Jumlah chapter :
4
Genre :
Drama, romance
Inspirasi/adaptasi :
Anime “Kanojo to Kanojo no Neko” (Makoto Shinkai)
Keterangan :
Neko/Kucing : Daru
Kanojo : Gadis itu/ Dia (perempuan) (Japanese)/ Miyu (nama
gadis itu)
Tomoka : Teman Miyu yg pertama dan satu-satunya
Teks merah : karakter
Teks hijau : percakapan
Teks hitam : berbicara sendiri/bahasa kucing/menerangkan
keadan
Chapter 1. AKU DAN GADIS ITU
Neko : di suatu tempat yang
jauh…
Entah di mana,aku mencari gadis itu.
Alasan mengapa aku mencari gadis itu adalah karena gadis itu
mencari ku.bau gadis itu. Dibalik pintu besi yg berat itu.
Kanojo : terimakasih sudah menemaniku selama ini.
Neko : gadis yg kucintai. Aku
adalah kucingnya. Gadis itu selalu bangun pagi pada saat yang sama setiap pagi
dan menyiapkan sarapan untuk ku. Dia gadis yg selalu baik. Dengan penampilan
rapinya dia lebih cantik dari siapapun. Dia pun berdiri tegap dan pergi ke luar
menuju cahaya pagi. Kami hanya tinggal berdua di sebuah kontrakan kecil. Dan dia
sedang berusaha mencari pekerjaan. (di Jepang mencari pekerjaan sangatlah sulit).
Setiap kali gadis itu pulang, dia terlihat sangat kelelahan dan sedit raut
sedih di wajahnya.
Rasa sakit yg gadis itu rasakan mengalir pada diri ku. Tapi
aku tak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan rasa sakit yg sedang ia
rasakan. Pagi selanjutnya, gadis itu tetap seperti biasanya. Dia cantik dan
baik. Dia selalu mengucapkan selamat pagi dan memberikan senyuman yg kucintai
itu. Hari ini, gadis itu berdiri tegap dan membuka pintu berat itu lagi. Di
balik pintu itu, ada sebuah dunia yg sedikit kejam dan tak sempurna. Gadis itu
sedang berjuang sebisa mungkin untuk mencintai dunia itu. Karena itulah aku
sangat mencintai gadis itu.
Chapter 2. SAAT KAMI BERTEMU
Neko: (kami sedang melihat ke
langit sore di luar jendela di musim gugur.)
Kanojo : indah sekali kan! Daru?
Neko : aku tidak mengerti apa
yg dia katakana. Tapi disaat seperti ini, aku yakin kami memikirkan hal yg
sama.
Kanojo : aku jadi ingat saat pertama kali datang ke sini.
Neko : ada matahari terbenam
yg indah sekali saat aku bertemu dia. Di sore hari yg cerah ibu gadis itu
menemukan ku tergeletak di pinggir jalan dan membawaku pulang. Saat tiba di
rumahnya aku terbangun oleh sentuhan tangan kecil yg lembut. Begitulah aku
bertemu dengan gadis itu. Awalnya gadis itu tidak terlalu menyukai ku.
Kanojo : “ibu tahu tidak bahwa kucing hitam itu pembawa sial?”
Neko : saat itu dia masih
sangat muda (masih SD) dan rambutnya indah. Tapi dia punya luka besar di
hatinya. Luka tersebut terjadi karena ayahnya yg telah meninggal. Aku tak tahu
apa aku bisa menyembuhkan luka itu. Sesaat setelah gadis itu pulang dari
sekolah dia terlihat tidak bersemangat, aku melompat ke meja untuk menagkap
seekor cicak dan tidak sengaja menendang sesuatu. Terdengar sesuatu yg pecah.
Kanojo : “itu kan pemberian ayahku”.
Neko : aku memberikan cicak
itu kepada gadis itu dan dia berteriak. “baguslah, sekarang dia sudah lebih
bersemangat. Saat dirumah, gadis itu hanya sendirian karena ibunya pergi
bekerja. Dan dia tidak memiliki seorang teman pun. Mungkin ibunya membawaku
untuk dijadikan teman untuk gadis itu. Tapi di suatu siang gadis itu membaawaku
keluar dengan sebuah kotak kardus.
Kanojo : aku lebih baik sendiri. Kau juga kan!
Neko : udara di luar segar
sekali. Dia meletakkan ku di kolong jembatan di pinggir sungai yg jernih. “jadi
ini yg ingin dia tunjukkan padaku. Aku pun merasa senang.
Kanojo : lihat? Kau lebih baik di luar. Bye bye.
Neko : saat dia pergi
meninggalkan ku aku mengikutinya. sore hari gadis itu duduk di ayunan di taman.
Aku melompat ke pangkuannya. Dan dia mengelus punggungku.
Kanojo : ternyata aku tidak bisa membuangmu!
Neko : tak lama kemudian
muncul gadis kecil lain di hadapan gadis ku.
Tomoka : wah, kucing mu manis sekali! Dia sangat hitam. Bolehkah
aku mengelusnya?
Kanojo : iya boleh.
Tomoka : bulunya lembut sekali. Namaku tomoka. Bolehkah aku kapan2
main kerumahmu?
Kanojo : tentu saja (tersenyum).
Tomoka : kalau begitu mulai sekarang kita berteman!
Kanojo : baiklah! (tersenyum bahagia)
Kanojo : Maafkan aku daru! Karena aku mencoba membuangmu! Dan
terima kasih.
Neko : gadis itu membawaku
pulang, tapi aku tidak mengerti kenapa dia berterima kasih. Apakah karena dia
mendapat seorang teman.
Neko : aku hidup sendiri dan
gadis itu juga hidup sendiri. Maka dari itu momen inilah di saat kami saling
menghabiskan waktu yg berharga di dunia bersama. Itulah cerita bagaimana aku
bertemu dengan gadis itu.
Chapter 3. SAAT SAAT KAMI
BERSAMA
(kembali ke masa kini setelah gadis itu lulus kuliah)
Neko : bagi seekor kucing
usiaku sudah sangat tua sekarang. Di musim dingin inilah bulu yg tebal jadi
bermanfaat. Aku tidur lebih lama dari biasanya. Aku tak ingat darimana aku berasal,
atau apa yg sudah kulakukan sebelum aku jadi kucingnya. Tapi aku masih ingat
ibuku. Dia baik, hangat, dan memberi apapun yg kumau. Saat aku masih sangat
kecil dan lemah dia yg menjagaku di dunia ini. Tapi suatu saat ibuku dan
saudara-suadaraku hilang. Aku tak mengingat apa yg terjadi. Kami tak punya kemampuan
untuk mengingat segalanya, tapi aku masih bisa mengingat dengan jelas
kejadian-kejadian yg baru saja terjadi. Tapi entah mengapa akhir- akhir ini aku
bisa mengingat kejadian yg sudah lama terjadi. Tubuhku tak bisa bergerak dengan
baik. Aku juga sudah hidup sangat lama (bagi seekor kucing). Dikehangatan tempat
tidurnya, dikelilingi oleh bau badannya, aku hanya menunggu dia pulang.
Kanojo : aku pulang!
Neko : dia selalu pulang
kelelahan. Dia membawa bau dari kota yg jauh, dan tak ku kenal. Setiap malam
dia berbicara dengan ku meski aku tak bisa membalas nya. Dia bercerita tentang
kesedihan dan penderitaan hidupnya yg membuat hatiku tercengkeram. Aku tahu dia
sudah berjuang lebih keras dari siapapun. Aku ingin menolongnya. Tapi aku tak
pernah bisa menggapainya.
Chapter 4. SAAT WAKTUKU BERSAMANYA TELAH TIADA
Neko : siang hari terasa
begitu singkat, dan dunia seperti diselimuti hawa dingin membeku. Dia terus
tertidur seperti kucing besar.
Kanojo : “sekarang kau sudah tua ya”. (sambil memeluk dan mengelus
neko). “daru? Apa kau tertidur?” daru?
Neko : diselimuti oleh
baunya, aku jatuh ke dalam tidurku yg paling lama. Dalam, lama, damai, tidur yg
bahagia. Di ruangan di mana aku dan dia tinggal, meski waktuku dan dia kini tak
lagi ada. Dunia masih bergerak, dan kita berkelana di atasnya. Setelah tidurku
yg sangat panjang dan tak pernah bangun lagi, aku memperhatian gadis itu selalu
bersedih sembari memandangi foto ku bersamanya.
Neko : selang beberapa waktu.
(pembicaraan melalui telefon)
Kanojo : aku ingat kebiasaanku karena daru. Aku menjadi malas
membersihkan kamar.
Tomoka : dia selalu masuk ke tempat yg sempit. Dan selalu membuat
berantakan.
Kanojo : ya, aku jadi agak sedih, tapi…
Tomoka : syukurlah kau baik-baik saja. Aku sangat mencemaskan mu.
Kanojo : terima kasih. Kalau aku terus bersedih. daru juga akan
sedih, kan?
Tomoka : yah, sudah setahun lamanya ya? Oh, ya! Kita harus
merayakan atas diterimanya kau bekerja!
Kanojo : ya, terimakasih tomoka!
Neko : syukurlah, ternyata
gadis itu telah mandapatkan pekerjaan! Walaupun begitu, sejak saat aku pertama
bertemu dengan nya, di dalam hatiku selalu tersimpan do’a yg aku sangat
inginkan menjadi kenyataan. Doa itu adalah “ANDAI AKU SEORANG MANUSIA” aku akan
menghilangkan kesedihan, penderitaan, kesepian dan luka dihatinya.
END
Selamat menikmati.
Terimakasih telah mampir, jangan lupa berikan komentar.
0 komentar:
Posting Komentar